Tanda Terima Kasih dari TK Hidayatu Al Athfal Bangka Belitung |
Dan pada tanggal 23 April 2012 para Mahasiswa Universitas Terbuka Bandunq mengamati sekaligus meneliti keberhasilan YPIRA dalam pengelolaan berbagai aspek. Dari area yang sempit bisa memiliki banyak prestasi.
Kemudian pada tanggal 3 Mei 2012 RA Baitulhikmah Cijerah, RA Al Hadi dan Paud Bunda Harapan antusias juga menggali ilmu , mengumpulkan data /pola - pola yang dimiliki YPIRA untuk diterapkan di sekolah masing - masing.
"Trimakasih atas kedatangannya, semoga sukses, Amiin", Yanti Komala sebagai Kepala Sekolah berucap pada setiap kedatangan tamu yang peduli terhadap pendidikan.
Kemudian pada tanggal 3 Mei 2012 RA Baitulhikmah Cijerah, RA Al Hadi dan Paud Bunda Harapan antusias juga menggali ilmu , mengumpulkan data /pola - pola yang dimiliki YPIRA untuk diterapkan di sekolah masing - masing.
"Trimakasih atas kedatangannya, semoga sukses, Amiin", Yanti Komala sebagai Kepala Sekolah berucap pada setiap kedatangan tamu yang peduli terhadap pendidikan.
Tim Study Banding TK Hidayatu Al Athfal bersama Pengelola , Pendidik YPIRA |
Observasi Secara Lansung dari Al Hadii, Baitul Hikmah dll |
Observasi dapat dibedakan menjadi 2 jika ditinjau dari proses pelaksanaannya, yaitu:
- Observasi partisipatif: observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Artinya peneliti merupakan bagian dari subjek yang ditelitinya dan ikut melakukan kegiatan yang dilakukan oleh subjek.
- Observasi non partisipatif: observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Artinya peneliti hanya mengobservasi dari jauh dan tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan subjek yang ditelitinya.
Adapun kelebihan observasi adalah sebagai berikut:
- Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
- Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.
Dalam kaitannya dengan
pendidikan, observasi memegang peranan yang sangat penting. Dalam hal
ini, observasi perlu dilakukan oleh guru untuk bisa mengetahui apa saja
masalah-masalah yang dihadapi oleh anak didiknya di sekolah masing - masing. Hal tersebut penting
untuk dilakukan jika guru tersebut ingin mencari solusi untuk
meningkatkan keefektifan proses pengajaran. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
penting dalam Paedagogi.
Perencanaan mengajar sangat
dibutuhkan oleh seorang guru. Guru yang tidak mengerti bagaimana cara
merencanakan pengajarannya pasti akan mengalami masalah ketika sedang
mengajari anak didiknya, seperti tidak begitu mengerti tentang materi
yang akan dibahas dan bagaimana cara menjelaskannya kepada anak didik,
tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, tugas apa yang harus
diberikan, cara mengajar yang seperti apa yang harus diterapkan untuk
materi yang akan dibahas dan lain sebagainya. Biasanya, guru yang tidak
merencanakan pengajarannya terlebih dahulu akan bertindak spontan
ketika proses pengajaran telah dimulai. Akan tetapi, pada akhirnya guru
tersebut tetap akan mengalami kesulitan yang jauh lebih banyak dari
guru yang merencanakan pengajarannya terlebih dahulu.
Perencanaan pengajaran mencakup
kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan materi pelajaran
yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan media
pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar.
Fungsi perencanaan pengajaran adalah sebagai pedoman kegiatan guru dalam
mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara
sistematis.
Jadi, dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan mengajar sekalipun, guru perlu
melakukan observasi untuk mendapatkan informasi-informasi yang akurat
agar bisa menerapkan rencana pengajarannya secara efektif kepada
peserta didiknya di sekolah masing - masing..
Kenapa YPIRA menjadi Obyek Penelitian ?
Observasi Non Partisipatif yang menjadi pilihan dari sekolah lain untuk bahan pengamatan di YPIRA karena metode pembelajaran yang digunakan YPIRA yaitu Metode Multiple Intelegent dengan model Centra Bermain masih jarang digunakan oleh sekolah Anak Usia Dini lainnya.
Dalam kegiatan pembelajaran YPIRA memiliki 4 Sentra Bermain, yaitu:
a. Sentra
persiapan
Secara sederhana dengan
menggunakan symbol dan teknik bermain yang mudah dipahami dan menyenangkan
sesuai dengan kebutuhan anak guna mempersiapkan anak menjajaki pembelajaran di
sekolah. Tujuan sentra persiapan adalah mengenalkan konsep dasar calistung.
Alat peraga yang
digunakan diantaranya pinsil, kertas, kartu huruf, puzzle huruf, puzzle angka,
kartu angka, kartu baca glendomen, kartu baca bergambar, gambar seri hadits,
buku huruf vocal, ular tangga, krayon, rambu-rambu lalulintas, tutup botol
limun, kewuk, congklak, merjan, kancing, dll.
b.
Sentra Balok
tujuannya
untuk meragsang dan menumbuhkan kreativitas anak sesuia imajinasinya.
Alat
peraga yang digunakan macam-macam balok, lintasan kelereng, lintasan roda
mobil, dus bekas susu berbagai ukuran, kaleng biscuit bekas, balok bersusun,
kotak pos geometri, lingkaran bersusun dll.
c. Sentra Bahan Alam
tujuan
yang pertama mengenalkan bahan alam dan menumbuhkan kepekaan anak bahwa
bahan-bahan yang ada dialam sekitar anak dapat menjadi sumber belajar yang
mendukung kegiatan eksperimen dan eksplorasi yang menyenangkan bagi anak.
Tujuan
yang kedua untuk merangsang dan memperkenalkan kemampuan beragam seni dan
budaya.
Alat
dan bahan yang digunakan seperti biji-bijian, batu-batuan, cat warna dan kuas,
bak pasir, tanh liat, jarring, cetakan pasir, sedotan dan kawat balon, kain
perca, miniatur gunung, timbangan, botol-botol, tabung-tabung, soda, sitrun,
pewarna, cuka, kompor, peralatan memasak, dll.
d.
Sentra Imtaq dan Dramatisasi
Tujuannya
mengembangkan akhlak dan perilaku anak terhadap dirinya sendiri, orangtua,
guru, teman serta orang disekelilingnya dengan metode yang menarik untuk main
peran makro.
Tujuan
yang kedua untuk merangsang kemampuan berfikir anak yang lebih tinggi dan
memperkaya bahasa anak dari pengalaman yang didapatnya melalui panca indra dan
menampilkannya kembali dalam bentuk prilaku pura-pura (bermain drama) mikro.
Tujuan
yang ketiga untuk mengembangkan daya pikir dan kemaapuan imajinasi , sehingga
anak dapat menuangkan pengalaman indranya dalam bermain simbolik (bermain
Fantasi).
Alat peraga yang
digunakan barang-barang mini market, kasir, troli, uang mainan, pianika,
gamelan mini, tv, vcd, tape, tenda kecil, baju dokter kecil, kursi sofa mini,
alat peraga gerakan solat, ular tangga manasik haji, kartu hijaiyah, poster
asmaul husna, poster gerakan wudhu, poster gerakan sholat, sajadah, mukena dll.
(bersambung...)
(bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar