Assalamu'alaikum Wr. Wb

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Selamat Datang di Blog Kami

Rabu, 25 Juli 2012

Takjil


Membaca Shalawat Nabi sambil  menunggu Adzan Maghrib
Istilah takjil hanya ada di Indonesia. Arti sebenarnya adalah mensegerakan. Memang menurut sunnah saat adzan maghrib sudah terdengar, maka orang yang berpuasa hendaknya bersegera membatalkan puasanya dengan makan atau minum, atau dalam bahasa Arabnya disebut ‘ta’jiilul fithr’ artinya mensegerakan berbuka puasa. Oleh karena itu makanan yang disajikan untuk berbuka puasa biasanya juga disebut dengan takjil.
Manfaat orang yang memberi takjil/buka puasa adalah sebagai berikut :
Mencicipi takjil yang telah dibagikan

Pertama:  Dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang yang berpuasa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa, niscaya dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sama sekali.”  (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Siar Islam menjadikan Kebahagian
Membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka; sebagaimana siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh seperti pahala orang yang berperang, dan siapa yang menanggung dengan balk keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang.
Kedua: Malaikat akan mendoakannya sampai orang yang berpuasa tersebut menyelesaikan hajatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Sesungguhnya orang yang berpuasa jika ia berbuka pada seseorang, maka malaikat akan mendo’akan orang tersebut hingga orang yang berpuasa tersebut selesai hajatnya, atau: Sampai menyelesaikan makanannya.” (HR Darimi dan Abu Ya’la dengan isnad Jayid).
Untuk itu disyari’atkan baginya memberi hidangan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa bersamanya, karena makanan ketika itu sangat disukainya, maka hendaknya ia membantu orang lain dengan makanan tersebut, agar ia termasuk orang yang memberi makanan yang disukai dan karenanya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat makanan dan minuman yang dianugerahkan kepadanya, di mana sebelumnya ia tidak mendapatkan anugerah tersebut. Sungguh nikmat ini hanyalah dapat diketahui nilainya ketika tidak didapatkan.(*) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar